SISTEM KEMUDI
Fungsi Sistem Kemudi
Sistem kemudi atau Steering system berfungsi untuk mengendalikan arah kendaraan sesuai kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah kedua roda depan, meskipun dewasa ini telah dikembangkan dengan sistem pengendalian ke empat roda. Walaupun demikian, kendaraan harus dapat dikendalikan dengan mudah agar roda tidak terseret saat kendaraan sedang berbelok. Untuk maksud tersebut pada tahun 1818, Rudolf Ackerman menemukan suatu cara, yaitu bila kendaraan dibelokkan maka seluruh roda yang menyebabkan kendaraan berbelok harus mempunyai satu titik putar saja, dengan demikian roda mudah berbelok (tidak terpaksa) roda tidak terseret. Dasar dari prinsip ini adalah bahwa titik putar roda jika diperpanjang tie rod end (penghubung gerakan roda kiri dan kanan) harus tepat terletak di antara roda belakang kiri dan kanan.
Mekanisme Sistem Kemudi
Pada dasarnya mekanisme steering system dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu
|
mekanisme steering system yang digunak untuk indenpendent suspension
|
steering system yang digunakan untuk rigid suspension.
Steering rigid suspension
Mekanisme Steering Independent Suspension.
![]() |
Recirculating Ball and Nut Steering Gear Box |
![]() |
Recirculating ball and nut |
- Sector roller
- Rack and pinion
- Recirculating ball and nut
- Recirculating Ball and Nut Steering Gear Box
![]() |
Rack and pinion |
Recirculating Ball and Nut Steering Gear Box
Rack and Pinion Steering Gear Box
Power Steering
- Steering gear box: Ball and nut type (untuk SE 416) Rack and pinion type (untuk SF 413/41 6)
- Power steering oil pump.
1.Steering Gear Box Ball and Nut
Komponen Utama pada steering gear box adalah:
- Spool valve;
- Power piston; dan
- Torsion bar.
Spool valve berfungsi untuk mengatur arah aliran minyak ke power piston, sesuai dengan putaran steering wheel. Power piston berfungsi untuk membantu menggerakkan sector shaft. Torsion bar berfungsi untuk menghubungkan putaran dari input shaft ke main shaft.
Perpindahan putaran:
Putaran dari steering wheel – input shaft – torsion bar – main shaft – power piston(gerakan axial) – sector shaft. Spool valve digerakkan langsung oleh main shaft melalui pin. Jika steering wheel diputar ke kiri atau ke kanan, input shaft secara langsung juga berputar sesuai dengan putaran
steering wheel. Putaran input shaft tersebut secara langsung menggerakkan spool valve, dan spool valve ini mengatur arah aliran fluida ke power silinder. Dengan demikian, power piston tertekan ke kiri atau ke kanan (lihat gambar) sesuai dengan arah pengemudian. Jika steering wheel diputar terus maka putaran input shaft melalui torsion bar langsung memutarkan main shaft, yang selanjutnya main shaft dapat bergerak ke kiri atau ke kanan. Dengan demikian, tenaga yang digunakan untuk menggerakkan power piston dan selanjutnya memutarkan sector shaft dibantu oleh tekanan minyak pada power silinder.
Cara Kerja
Saat steering wheel diputar ke kanan, maka input shaft berputar searah jarum jam. Putaran ini, selanjutnya menggerakkan spool valve bergerak ke arah kanan. Dengan demikian, tekanan minyak dan P/S Oil pump dialirkan ke power silinder sebelah kanan dan menekan power piston ke kiri. Minyak yang ada di power silinder sebelah kiri tertekan keluar ke tangki oli
Saat steering wheel diputar ke kiri, maka input shaft berputar berlawanan arah dengan jarum jam (lihat gambar). Putaran ini selanjutnya menggerakkan spool valve bergerak ke arah kiri. Dengan demikian, tekanan minyak dari P/S Oil pump dialirkan ke power silinder sebelah kiri dan menekan power piston ke kanan. Minyak yang ada di power silinder sebelah kanan tertekan keluar ke oil tank.
3. Jika engine tidak hidup dan steering wheel diputar.
Jika engine tidak hidup dan steering wheel diputar atau jika terjadi kerusakan pada sistem hidroliknya maka kerja steeringgear box adalah sebagai berikut:
Putaran dari steering wheel – input shaft dan melalui stopper pin putaran tersebut diteruskan ke main shaft
Power Steering Oil Pump
Control valve berfungsi untuk mengatur tekanan pada power
Putaran Idling
Jika putaran engine idling maka tekanan yang mengalir ke sistem juga rendah. Pada kondisi seperti ini posisi orifice Al terbuka besar, sehingga tekanan dari P/S oil pump yang ke steering gear box dapat langsung melalui orifice Al.
Jalan dengan putaran rendah.
Jika putaran engine meningkat maka tekanan oli yang mengalir ke sistem juga semakin tinggi. Akibatnya, tekanan tersebut mampu menekan control valve bergerak ke kiri melawan kekuatan
control spring. Dengan demikian, celah Orifice Al semakin mengecil.
Jalan dengan kecepatan tinggi
Jika kendaraan dijalankan dengan kecepakan tinggi maka tekan yang mengalir ke sistem juga tinggi. Akibatnya control valve tertekan ke kanan semakin jauh. Dengan demikian, orifice Al semakin kecil
2. Relief Valve
Relief valve berfungsi untuk mengatur supaya tekanan P/S oil pump tidak dapat lebih dan 70 kg/cm walaupun engine telah membuat putaran tinggi.
Cara kerja
Jika tekanan yang dihasilkan oleh P/S oil pump meningkat (lebih besar dan 70 kg/cm, maka steel ball tertekan ke kanan untuk membuka valve. Dengan terbukanya valve maka tekanan minyak yang mengalir ke sistem, sebagian juga mengalir kembali ke pump melalui orifice A2 valve.
Pemeriksaan Power Steering
1. Steering wheel play.
Dengan kondisi engine tidak hidup, periksa steering wheel play. Steering wheel play 20-30 mm. Juga periksa gerakan lateral dan steering wheel, gerakan ini tidak boleh terjadi.
2. Power steering belt.
Periksa power steering belt terhadap keausan, keretakan, atau rusak. Jika demikian, ganti power steering belt. Periksa defleksi power steering belt seperti pada gambar. Besarnya defleksi ini, jika ditekan dengan gaya 10 kg defleksi power steering belt 6-9 mm
3. Air Bleeding
Untuk melakukan pekerjaan ini, ikuti prosedur kerja seperti di bawah:
- Angkat ban depan, dan tahan posisi ban depan supaya bebas dari lantai dengan menggunakan rigid rack.
- Yakinkan bahwa power steering oil pada oil tank berada pada specifikasi level.
- Hidupkan engine dengan putaran stasioner, kemudian putar steering wheel ke kiri dan ke kanan.
- power steering oil pada oil tank, jika permukaan oli tidak berubah menunjukkan udara pada sistem hidrolik sudah tidak ada.
4. Periksa tekanan pada sistem hidrolik.
- Pasang pressure gauge
Hubungkan pressure gauge dan attachmen hose seperti pada gambar. Yakinkan bahwa oil telah berada pada spesifikasi.
- Back pressure.
Posisikan steering wheel lurus ke depan. Hidupkan engine pada putar-an idling. Pada kondisi seperti ini, besarnya back pressure = 10 kg. - relief pressure.
Naikkan putaran engine sampai 1500 rpm, tutup valve gauge. Tekanan pada pressure gauge = 60-80 kg/cm2
Catatan:
Jangan menutup valve gauge lebih dan 10 detik Buka penuh valve gauge, kemudian naik- kan putaran engine sampai 1500 rpm. Putar steering wheel ke kiri atau ke kanan. Pada kondisi ini tekanan harus 60-80 kg/cm2.
NEXT >> Front wheel aligment
CUKUP SEGINI DULU, Sebenarnya masih bnyak pembahasan SISTEM KEMUDI atau STEERING IN (POWER STEERING)